Tugas
Ilmu Sosial Dasar
“Penyebab,
Dampak dan Cara Mengatasi Perilaku Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme”
Disusun oleh :
Nama : Dyah Ayu Septiningrum
NPM : 12315084
Kelas : 1TA07
Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan
Teknik sipil
Universitas Gunadarma
Tahun
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
saya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyebab, Dampak dan Cara
Mengatasi Perilaku Prasangka, Driskriminasi dan Etnosentrisme” guna memenuhi
tugas Ilmu Sosial Dasar dengan tepat waktu.
Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Bapak
Emilianshah yang telah membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan makalah
ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada
pembaca dari hasil makalah ini, salah satunya untuk memperluas pengetahuan
tentang Penyebab, Dampak dan
Cara Mengatasi Perilaku Prasangka, Diskrimanasi dan Etnosentrisme.
Saya membuat makalah ini berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna
menyempurnakannya makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan dapat membuka wawasan bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta,
25 November 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang…………………………………………………………………………….1
B.
Rumusan masalah ………………………………………………………………………...2
C.
Tujuan……………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme…………………………………..3
B. Penyebab
dan Dampak dari Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme…………...……7
C. Cara
Mengatasi Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme ……….…………………..10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………...................12
B.
Saran……………………………………………………………………………….........12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan,
pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu,
dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Perbedaan
kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya akan mendatangkan
konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat
pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Begitu
pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu,
misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena
perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang
memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati
sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka. Akibat perbedaan itu
terkadang terjadi konflik antar suku, ras, budaya, agama yang mungkin terjadi
akibat kesalah pahaman atau memenang ada yang sengaja memecah belah, apalagi
Negara Indonesia memiliki banyak ragam suku, ras, agama, dan kebudayaan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu saya ingin memebahas tentang penyebab, dampak dan
cara mengatasi sikap Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme.
B. Rumusan
masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa
pengertian Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme?
2. Apa
saja Penyebab dan Dampak dari Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme?
3. Bagaimana
cara mengatasi Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrime?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme
2. Untuk
mengetahui penyebab dan dampak Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme
3. Untuk
mengetahui cara mengatasi Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme
BAB
II
PEMBAHASAN
a.
Perngertian
Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme
-
Prasangka berarti membuat keputusan
sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah
ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang
sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut.
Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras.
Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak
terpengaruh oleh alasan rasional
John
E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori :
1. Prasangka
kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
2. Prasangka
afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
3. Prasangka
konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.
Prasangka
merupakan sebuah tipe khusus dari sikap yang cenderung kearah negatif sehingga
konsekuensinya:
1. Berfungsi
sebagai skema (kerangka pikir kognitif untuk mengorganisasi, menginterpretasi
dan mengambil informasi) yang mempengaruhi cara memproses informasi.
2. Melibatkan
keyakinan dan perasaan negatif terhadap orang yang menjadi anggota kelompok
sasaran prasangka.
Sumber
prasangka ada 5, yaitu:
1. Konflik
langsung antar kelompok. Berdasarkan Teori Konflik Realistik (Realistic
Conflict Theory) di mana prasangka muncul karena kompetisi antar kelompok
social untuk memperoleh kesempatan atau komoditas yang berharga yang berkembang
menjadi rasa kebencian, prasangka dan dasar emosi. Contoh: konflik antara para
migrant dengan masyarakat setempat, masyarakat setempat cenderung memiliki
prasangka terhadap para migrant ini
karena para migrant lebih mampu untuk survive dan berhasil di wilayah
barunya sehingga menimbulkan rasa kebencian pada masyarakat setempat terhadap para migrant.
Hal ini dapat dilihat pada konflik yang terjadi di Ambon, atau Kalimantan.
2. Pengalaman
awal. Berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory), prasangka
dipelajari dan dikembangkan dengan cara yang sama serta melalui mekanisme dasar
yang sama, seperti sikap yang lain yakni melalui pengalaman langsung dan
observasi/vicarious. Contoh: Santi sejak kecil sering mendengar
orangtuanya melontarkan komentar-komentar negatif terhadap orang dari golongan
etnis Tionghoa, maka Santi juga akan ikut meyakini pandangan negatif orang
tuanya tentang etnis Tionghoa tersebut. Selain itu, media massa juga memiliki
peran dalam pembentukkan prasangka.
3. Kategorisasi
Sosial, yakni kecenderungan untuk membuat kategori social yang membedakan
antara in-group—“kita”—dengan out-group—“mereka”. Kecenderungan untuk
memberi atribusi yang lebih baik dan menyanjung anggota kelompooknya sendiri
daripada anggota kelompok lain. Kategori social ini menjadi prasangka, dapat
dijawab berdasarkan Teori Identitas Sosial (Identitty Theory) dari
Tajfel. Teori ini mengatakan bahwa individu berusaha meningkatkan self-esteem mereka
dengan mengidentifikasikan diri dengan kelompok social tertentu. Namun, hal ini
terjadi hanya bila orang tersebut mempersepsikan kelompoknya lebih superior
daripada kelompok lain yang menjadi pesaingnya.
4. Stereotip—kerangka
berpikir kognitif yang terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang kelompok
social tertentu dan traits tertentu yang mungkin dimiliki oleh orang
yang menjadi anggota kelompok-kelompok ini. Ketika stereotip telah terbentuk,
stereotip akan membangun persepsi kita terhadap orang lain, sehingga informasi
baru tentang orang ini akan diinterpretasikan sebagai penguatan terhadap
stereotip kita, bahkan ketika hal ini tidak terjadi.
5. Mekanisme
kognitif lain: a) Ilusi tentang hubungan (illusory correlation) yaitu
kecenderungan melebih-lebihkan penilaian tingkah laku negatif dalam kelompok
yang relatif kecil. Efek ini terjadi karena peristiwa yang jarang terjadi
menjadikannya lebih menonjol dan dengan mudah diingat; b) ilusi homogenitas Out-Group
(illution of out-group homogeneity) yaitu kecenderungan untuk
mempersepsikan orang-orang dari kelompok lain yang bukan kelompoknya sebagai
orang yang serupa. Lawan dari kecenderungan tersebut adalah perbedaanin-group
(in-group differentiation) yaitu kecenderungan untuk mempersepsikan
anggota kelompoknya dalam menunjukkan keragaman yang lebih besar satu sama lain
(lebih heterogen) daripada kelompok-kelompok lain.
-
Diskriminasi merujuk kepada
pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu,
di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai
dalam masyarakat manusia, ini
disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika
seseorang diperlakuan secara tidak adil karena karakteristik suku,
antargolongan, kelamin, ras, agama dan keparcayaan, aliran politik, kondisi
fisik atau karakteristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan
diskriminasi.
Diskriminasi
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Diskriminasi
langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan
karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras,
dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi
tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi
diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
Sementara
itu bentuk-bentuk diskriminasi ada 2 :
1. Diskriminasi
kasar—aksi negatif terhadap objek prasangka rasial, etnis, atau agama—dan kriminalitas
berdasarkan kebencian (hate crimes)—kriminalitass yang berdasar pada prasangka
rasial, etnis, dan tipe prasangka lainnya. Contoh: James Byrd seorang lelaki
afro-amerika yang diseret dibelakang truk hingga meninggal oleh seorang
laki-laki berkulit putih dengan prasangka tinggi.
2. Diskriminasi
halus: rasisme modern (rasial implicit)—rasisme berusaha menutup-nutupi
prasangka di tempat umum, tetapi mengekspresikan sikap-sikap mengecam ketika
hal itu aman dilakukan—dan tokenisme—contoh di mana individu menunjukkan
tingkah laku positif yang menipu terhadap anggota kelompok out-group kepada
siapa mereka merasakan prasangka yang kuat. Kemudian tingkah laku tokenistic
ini digunakan sebagai alasan untuk menolak melakukan aksi yang lebih
menguntungkan terhadap kelompok ini. Contoh: sebuah bank yang mempekerjakan
orang dari etnis tertentu, supaya tidak disangka melakukan diskriminasi juga
mempekerjakan masyarakat pribumi. Namun, masyarakat pribumi ini nantinya akan
dipersulit untuk kenaikan jabatan.
-
Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai
kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di
masyarakatnya. Etnosentrisme dapat juga diartikan fanatisme suku bangsa. Dalam
etnosentrisme, ukuran yang dipakai adalah ukuran- ukuran masyarakatnya,
makaorang akan selalu menganggap kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi dari
kebudayaan kelompok masyarakat lain. Segi positif Etnosentrisme diantaranya :
dapat menjaga kestabilan dan keutuhan budaya, dapat mempertinggi semangat
patriotisme dan kesetiaan kepada bangsa, serta dapat memperteguh rasa cinta
terhadap kebudayaan atau bangsa.
b.
Penyebab
dan Dampak dari Prasangka, Diskriminasi dan Entosentrisme
Berikut
adalah penyebab dan dampak dari perilaku prasangka
Ø Penyebab
pendorong muncul prasangka:
1. Untuk
meningkatkan citra diri/konsep diri/harga diri. Prasangka dapat memainkan
sebuah peran penting untuk melindungi atau meningkatkan konsep diri mereka.
Ketika individu dengan sebuah prasangka memandang rendah sebuah kelompok, hal
ini membuat mereka yakin akan harga diri mereka sendiri.
2. Menghemat
usaha kognitif (prinsip heuristic). Ketika stereotip terbentuk, kita tidak
perlu melakukan proses berpikir yang hati-hati dan sistematis, karena kita
sudah “tahu” seperti apa anggota kelompok ini.
Ø Dampak
bagi orang yang menjadi obyek prasangka:
1. Membentuk
sikap rasial dan stereotip terhadap mereka sendiri
2. Makin
kuat seseorang menjadi bagian dari minoritas dan mengidentifikasikan diri maka
makin sensitive terhadap prasangka halus dan makin kuat bereaksi terhadap
prasangka tersebut.
Selain
itu adapula prasangka terhadap gender di mana banyak budaya yang masih
menempatkan wanita sebagai kaum minoritas. Prasangka yang dipengaruhi oleh
gender ini disebutseksisme (sexism). Seksisme ada 2 jenis:
Seksisme
yang penuh kebencian: pandangan bahwa wanita, jika tidak inferior terhadap
pria, memiliki banyak trait negatif (contoh: mereka ingin
diistimewakan, sangat sensitive, atau ingin merebut kekuasaan dari pria yang
tidak seharusnya mereka miliki).
1. Seksisme
bentuk halus: pandangan yang menyatakan bahwa wanita pantas dilindungi, lebih
superior daripada pria dalam banyak hal (contoh: mereka lebih murni dan lebih
memiliki selera yang baik). Dan sangat diperlukan untuk kebahagiaan pria
(contoh: tidak ada pria yang benar-benar bahagia kecuali ia memiliki seorang
wanita yang ia puja dalam hidupnya).
2. Selain
itu adapula istilah glass cellings yaitu hambatan palsu berdasarkan
bias sikap dan organisasi yang menghambat perempuan berkualitas mencapai posisi
teratas dalam organisasinya.
Berikut
adalah penyebab dan dampak dari perilaku diskriminasi
Ø Munculnya
perilaku Driskriminasi lebih disebabkan oleh adanya penyimpangan individual,
penyimpangan ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah
mengabaikan dan menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Orang seperti itu biasanya memiliki kelainan atau mempunyai penyakit mental
sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya. Perilaku yang seperti inilah yang
menjadikan factor munculnya sikap diskriminasi yang paling dominan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Adapun
penyebab penyimpangan perilaku individual
adalah sebagai berikut :
1. Penyimpangan
tidak patuh pada nasehat orang tua agar mengubah pendiriannya yang tidak sesuai
dengan nilai islam.
2. Penyimpangan
karena tidak taat terhadap pimpinan yang disebut pembangkang.
3. Penyimpangan
karena melanggar norma umum yang berlaku di sebut pelanggar.
4. Penyimpangan
karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak pembela.
Disebut munafik.
Ø Dampak Diskriminasi
Sikap
driskiminasi sangat bertentangan dengan ajaran islam, karena sikap Diskriminasi
menunjukkan martabat yang rendah bagi pelakunya dan akan memicu munculnya
perilaku buruk lainnya yang dilarang, akibat buruk dari sikap diskriminasi
diantaranya adalah :
1. Memicu
munculnya sektarianisme, agama islam melarang umatnya hanya mementingkan
kesukuan atau kelompoknya.
2. Memunculkan
permusuhan antar kelompok, perasaan melebihkan kelompok sendiri, dan
merendahkan kelompok yang lain menjadi pemicu perseturuan antar kelompok.
3. Mengundang
masalah social yang baru, karena secara social seseorang tidak disikapi secara
wajar, maka sikap diskriminasi dapat memancing munculnya masalah social yang
bertentangan dengan ajaran islam.
4. Menciptakan
penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan, karena adanya perasaan lebih
dan sentimen terhadap kelompok, sehingga hak-hak kelompok lain diabaikan.
5. Menghambat
kesejahteraan kehidupan, sikap diskriminasi lebih menonjolkan sikap egoisme
pribadi ataupun kelompok.
6. Menghalangi
tegaknya keadilan, jika sikap diskriminasi dominan, maka keadilan sulit
ditegakkan, karena dalam mengambil keputusan suatu masalah, selalu didasarkan
pada pertimbangan subyektif diri atau kelompok yang dibelanya.
7. Menjadi
pintu kehancuran masyarakat, jika dibiarkan sikap diskriminasi akan dapat
menghancurkan sendi-sendi kehidupan social.
8. Mempersulit
penyelesaian masalah, persoalan yang dihadapi mestinya segera diselesaikan
secara baik, namun karena adanya sikap diskriminasi menjadi berlarut-larut.
Berikut
adalah penyebab dan dampak dari perilaku Etnosentrisme
Ø Faktor
yang menjadi penyebab Etnosentrisme
1. Budaya
politik masyarakat yang cenderung tradisional dan tidak rasionalis. Budaya
politik masyarakat kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan
emosional –dan juga ikatan-ikatan primordial- masih cenderung menguasai
masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik dalam kerangka
kepentingan mereka yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan
lain-lain.
2. Pluralitas
Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai
suku, agama, ras dan golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia ini tentu
melahirkan berbagai persoalan. Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha
untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain.Pertarungan kepentingan
inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah.
Ø Dampak
Etnosentrisme
1. Konflik
dapat menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok.
2. Konflik
menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa.
3. Konflik
menyebabkan adanya perubahan kepribadian.
4. Konflik
menyebabkan dominasi kelompok pemenang.
c.
Cara
mengatasi perilaku Prasangka, Diskriminasi dan Entosentrisme
Ø Berikut
cara untuk mengatasi prasangka :
1. Memutuskan
siklus prasangka: belajar tidak membenci karena dapat membahayakan diri sendiri
dan orang lain. Dengan cara mencegah orang tua dan orang dewasa lainnya untuk
melatih anak menjadi fanatic.
2. Berinteraksi
langsung dengan kelompok berbeda: i) contact hypothesis—pandangan bahwa
peningkatan kontak antara anggota dari berbagai kelompok sosial dapat efektif mengurangi
prasangka diantara mereka. Usaha-usaha tersebut tampaknya berhasil hanya ketika
kontak tersebut terjadi di bawah kondisi-kondisi tertentu. ii) extended
contact hypothesis—sebuah pandangan yang menyatakan bahwa hanya dengan
mengetahui bahwa anggota kelompoknya sendiri telah membentuk persahabatan
dengan anggota kelompok out-groupdapat mengurangi prasangka terhadap
kelompok tersebut.
3. Kategorisasi
ulang batas antara “kita” dan “mereka” hasil dari kategorisasi ulang ini, orang
yang sebelumnya dipandang sebagai anggota out-group sekarang dapat
dipandang sebagai bagian dari in-group.
4. Intervensi
kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak berprasangka, pelatihan (belajar
untuk mengatakan “tidak” pada stereotype).
5. Pengaruh
social untuk mengurangi prasangka.
Ø Cara
mengatasi sikap diskriminasi :
1. Belajar
tidak membenci, karna dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain.
2. Mencoba
berinteraksi dengan kelompok lain yang berbeda.
3. Mengkaji
ulang antara “kita” dan “mereka”. Pengkategorian ulang ini akan menimbulkan
pandangan yang berbeda dengan sebelumnya.
4. Pelajaran
multiculturalisme harus dimasukkan kedalam pendidikan nasional dan dimulai
sejak kecil.
Ø Cara
mengatasi sikap Etnosentrisme :
1. Memberikan
Toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan
kita
2. Menghargai
suku,agama,dan ras yang berbeda
3. Jika
permasalahnnya karena miss communication bisa dengan mengadakan mediasi antar
kepala suku atau kepala daerah
4. Pemerintah
harus lebih telaten dalam mengurusi masalah-masalah yang ada di sudut-sudut
Negara, jangan hanya terpaku pada ibu kota saja
5. Pemerintah
harus lebih peka dan adil dalam pembuatan peraturan-peraturan agar tidak ada
yang merasa di anak tirikan dan merasa tidak di perdulikan oleh pemerintah.
6. Perbaikan
pada manajemen konflik agar mampu mengurangi konflik yang terjadi antara
kelompok minoritas dengan minoritas maupun antara kelompok minoritas dengan
mayoritas. Misalnya di adakan manajemen konflik pada suku dayak dan suku Madura
yang merupakan kelompok mayoritas, sehingga suku dayak tidak merasa di
diskriminasikan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik
antar suku, agama dan ras di indonesia kemungkinan masih akan terus terjadi
karena prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme. Setidaknya konflik antar suku
ini dapat dapat diperkecil apabila masyarakat Indonesia menerapkan dengan benar
dalam kehidupan bermasyarakat Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti Berbeda-beda
tetapi tetap satu, kemudian juga
menerapkan ideologi persatuan dan kesatuan indonesia dengan itu kemungkinan
terjadinya konflik antar suku, agama dan ras di indonesia sangat kecil karena
masyarakat bisa bersatu, dan saling menghargai.
B. Saran
Kita
harus tetap bersatu dan menghargai agar tidak ada lagi perpecahan terutama di
Indonesia yang memiliki banyak suku, ras, budaya, agama yang berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasangka
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi
http://kbbi.web.id/etnosentrisme
Avianti,
Annisa. 2010. https://annisaavianti.wordpress.com/2010/07/27/prasangka-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasinya/
http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.co.id/2012/10/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar